Friday, February 19, 2016

the ITP and me


Ini insulin drip (begitu saya menyebutnya)..mengingatkan pada vietnam drip yang kopinya pelan pelan menetes melewati saringan..menimpa susu kental manis..yummy..(lah kenapa jadi ke kopi)

4 September 2015, setelah didera infeksi selama dua minggu sepulang dari perjalanan ke Peundeuy untuk menjadi saksi perayaan 17 Agustus - yang selalu sayang untuk dilewatkan karena banyak sekali objek foto yang menarik- saya akhirnya masuk RS. Dirawat dengan suspect DB karena demam 4 hari dan trombosit 65.000. Hari ke dua di rumah sakit trombosit saya sudah meluncur ke angka 10.000 belum ada kecurigaan apa apa kecuali masih karena DB. Hari ke 3 meluncur turun ke angka 5000 dan hari ke 4 naik ke angka 19000. HAri berikutnya naik ke angka 31000 kemudian turun ke 26000 dan tiba tiba di hari ke 6 perawatan trombosit menurun tajam ke angka 3000 sehingga diputuskan untuk diberikan transfusi trombosit.

Rasanya apa ya waktu itu... tidak berasa apa apa kecuali pasrah saja. Karena dari awal masuk RS pun badan saya sebenarnya baik baik saja, demam sudah mereda , tidak terasa pusing dll. Jadi tiap hari pekerjaan saya hanya menunggu hasil laboratorium. Memang kecurigaan adanya trombositopenia berat telah terindikasi ketika diberikan transfusi malah drop ke angka 1000. Dan sejak itu sepertinya saya mulai diberikan terapi dengan obat obatan dewa (kortikosteroid), yang katanya obat segala rupa penyakit tapi dengan efek samping yang dewa pula
Diberikan steroid gula darah saya gila gilaan sampai hampir mencapai angka 500 sehingga terpaksa ketika diberi terapi steroid saya pakai insulin drip ini. Supaya kondisi gula darah bisa ditekan agar menjadi normal.
Dan setiap hari selama hampir 15 hari di rumah sakit yang terjadi adalah up and down angka trombosit. Saya mulai memahami apa itu khauf dan roja (harap dan cemas), betapa Allah meminta saya belajar banyak dari sakit ini. Apalagi di saat bersamaan ica harus pergi ke tanah suci untuk naik haji sekaligus melakukan tugas disana.

Yang aneh adalah saya yang biasanya penuh rasa ingin tahu, berlagak so'tahu berbekal googling saat itu lebih banyak pasrah, diam, mengikuti perintah dari sana sini (minum ini itu dan makan segala rupa suplemen yang diberikan beberapa orang). Saya sudah tidak peduli saya sakit apa dan seberapa gawat dan mengerikannya penyakit ini karena saya disibukkan dengan ritual harian saya mendekati Allah kembali. Yang ada di kepala saya adalah sakit adalah penebusan dosa, dan Allah menunggu saya meminta dan mendekat kepada Nya. Bahkan saya tidak merasa bosan di RS (padahal tidak membawa laptop/gadget untuk bekerja)

Tapi sepertinya saya seperti biasa salah membaca petunjuk Nya..
Tiba tiba ketika trombosit saya yang sudah naik ke angka 19000 turun kembali ke angka 11000 saya meminta doa pada suami dan murabi saya ketika mereka berada di tanah suci untuk membantu dimohonkan kepada Allah apa yang harus saya lakukan. Karena di titik itu, berbagai polemik mulai bermunculan, dari mulai pindah RS ke RSHS atau RSCM untuk mendeteksi lebih lanjut apa penyakit saya (saat itu masih suspect ITP). Bahkan beberapa teman menyarankan untuk pergi ke Singapura .

Dan tiba tiba tanggal 16 September di pagi hari saya seperti orang yang dibangunkan dari pingsan.
Saya sadar bahwa saya harus berbuat sesuatu..dan mulailah saya mencari di google,berdiskusi dengan teman saya yang direktur sebuah lab klinik dan beberapa teman dokter. Diputuskan untuk mengutus adik saya dan salah seorang teman dekat saya yang baik hati (thanks to k aryanti) mencari second opinion dengan membawa hasil lab saya selama di RS ke seorang hematolog di Bandung,
Dan hasilnya memang menurut dr tersebut sepertinya saya ITP dan dengan kondisi saya sebetulnya tidak perlu dirawat di RS karena hasil lab saya semua bagus kecuali trombosit yang masih berkisar 17000.
Sejak saat itu diputuskan bahwa saya akan keluar RS (pulang paksa) dan melanjutkan perawatan di rumah dengan menjaga diri supaya tidak perdarahan dan tetap melanjutkan terapi steroid dengan kontrol per dua hari ke dokter.

Saya merasa bahwa saya ini jenis manusia yang sering salah 'membaca' petunjuk Allah... saya benar benar sering tidak mengerti apa yang harus dilakukan. Tapi salah seorang senior saya berkata bahwa ini kesempatan saya mengenal diri saya.. (maka ketika manusia mengenal dirinya maka ia akan mengenal pencipta Nya). Dan saya pun menjalani sebulan berada kembali di rumah orangtua saya dengan kondisi trombosit yang sempat drop kembali ke angka 2000. Seperti laiknya seorang pemula..dipenuhi dengan rasa was was, ketakutan akan perdarahan dan banyak hal membuat saya menikmati berada di dalam rumah. Dan semenjak itulah hidup saya berubah...

ITP dengan penyebab yang tidak jelas dan pemicu perdarahan yang bisa tiba tiba terjadi karena lelah dan stress menjadikan saya harus mencoret beberapa hal dari kehidupan saya.
Dimulai dengan cuti mengajar di PTS, mengalihkan sebuah event besar (xatrya.bdg) pada Fani (terimakasih sudah menawarkan diri untuk menggantikan), memberitahukan BCCF (tempat paling nyaman dan passionate yang saya jalani selama 2 tahun terakhir) bahwa saya tidak bisa terlalu aktif kembali sampai sempat terpikir bahwa Ecoethno bisa jadi akan stagnan selama beberapa waktu karena kegiatan yang full fisik dan butuh energi.
Dan saya mulai menikmati hari hari yang santai dengan kembali memasak untuk diri sendiri dan anak anak, melakukan kegiatan sangat ringan dengan laptop tidak lebih dari 3 jam perhari, dan bermain bersama bayi kecil yang mirip ara waktu kecil...

Is it heaven on earth ? I dont know...
lets see...




Setelah tiga tahun

Tiga tahun ya sejak terakhir menulis..
Rasanya seperti baru tiga bulan yang lalu,

Sebenarnya banyak sekali peer menulis disini. Banyak hal terjadi dalam tiga tahun, 
Sebuah jiwa yang mulai dibangunkan, raga yang hancur menebus dosa, dan terlibat dalam hidup yang dinamis...
Ingin rasanya menulis semua hanya dalam satu dua alinea 
Tapi sayang untuk dilewatkan...
hidup saya tiga tahun ini berwarna warni, sangat indah...
Seperti warna warna yang kita dapatkan ketika menaiki roller coaster...
Meskipun buram tetapi indah..masih bisa menangkap warna warna merah, biru, oranye, hijau, kuning..
Masih bisa merasakan angin keras berhembus di wajah dan debar jantung berdetak keras...

so..I am gratefull to have my life now...