Saturday, November 24, 2012

Anak dan hidupnya

Menurut saya tidak ada satupun teori yang tepat untuk bicara soal bagaimana mendidik anak. Ada yg berpendapat anak adalah seperti kertas putih yang siap diwarnai dan digambari sifat sifat serta prilaku orang tua dan warna lingkungan. I dont buy that..

This is my point, Anak adalah entitas jasad yang diciptakan beserta jiwa..Tuhan menciptakan setiap anak dengan ciri khas, keunikan yang tiada dapat diperbandingkan satu sama lain. Artinya anak membawa potensi dalam diri mereka, meskipun ketika dilahirkan berbagai keterampilan fisik dan non fisik belum dikuasai. Pun dengan minat, kesenangan,keinginan yang utuh laiknya orang dewasa, hanya memang ketika bayi dia terbatasi oleh kemampuan menyampaikan keinginan2nya yang dapat dimengerti oleh orang dewasa.

Orangtua,lingkungan akhirnya hanya akan menjadi penghantar bagi warna warna dan gambar yang akan menjadi peta diri seorang anak sehingga dewasa.sayangnya, betapa inginnya kita mencoretkan banyak warna, menggambar bintang di langit dalam diri mahluk bumi yaitu anak anak kita bahkan kita lupa bahwa kitapun masih goyah menjejak kaki di bumi. Padahal setiap anak telah membawa warna,peta dan gambar dalam dirinya, dan saya percaya Tuhan menciptakan bintang dalam diri setiap anak.

Biasanya timbul pendapat, wajar kan kalau ingin anak menjadi berhasil maka kita orangtua harus campur tangan dalam setiap hidupnya ? Sehingga untuk memilih sekolah atau sekedar memilih tempat wisata pun kadang kita lupa bertanya pada anak anak 'nak, kamu ingin bersekolah di sekolah yang seperti apa?' atau 'honey,kamu ingin main apa sekarang ?'
Itu karena kita masih bersikukuh dengan pendapat bahwa 'anak anak belum tahu apa apa' . 

Benarkah bahwa anak seperti halnya benda kosong yang  tidak tahu apa apa sehingga dia tidak mengenal dirinya sendiri hanya untuk menentukan 'saya senang disini atau saya tidak senang disini' sehingga untuk menentukan kesenanganpun harus orang tua yang memilihkan ?

Benarkah bahwa anak tidak mempunyai 'radar naluri' mengenai mana yang berbahaya dan tidak ketika dia berkehidupan ? Sepertinya Tuhan yang maha segala sudah pasti memberi semua perangkat untuk menjaga diri, memilah mana yang baik dan tidak serta hal yang berbahaya dan tidak dalam diri setiap manusia. Hanya bisa jadi manusia dewasa yang selalu merasa lebih tahu kehidupan mendominasi setiap gerak anak sehingga ia tidak mempunyai cukup ruang untuk bernafas, untuk mengasah naluri secara alami dan pada akhirnya kita yang menciptakan anak anak dalam dunia yang  'over protected', penuh ketakutan dan menjadikan anak anak kita takut melangkah keluar dari balik sarang yang aman dan selalu hangat.

Sepertinya tulisan saya sekarang kebanyakan nanya deh hehe...
Yang jelas saya aja bingung kok, masih mencari cara menarik dan mengulur dua layangan yang siap terbang untuk menemukan bahwa langit itu luas, bahwa dia akan menemukan dirinya sendiri di langit yang luas dan bukan dalam kotak mainan dalam dekapan bunda dan ica..

To my 2 precious kites..
Ayo terbang.


No comments:

Post a Comment