Monday, November 26, 2012

Kepentingan diatas segalanya...

Katanya dalam politik yang ada hanya persamaan kepentingan..
Jadi kalau sdh tidak ada kepentingan yang sama maka saling memakan saja yang ada.
Ini mengingatkan pada beberapa hal yang saya lihat beberapa hari ini..
Lembaga yang bernama sekolah, tempat mendidik prilaku baik dan moral anak pun tidak terlepas dari intrik intrik dari mulai kecemburuan pada teman sejawat yang terlihat menonjol sampai pada urusan kejujuran yang dipertanyakan karena tidak ingin terlihat buruk maka manipulasi absen pun bisa terjadi. Miris, melihat lembaga  pendidikan yang pada dasarnya seharusnya menjadi ajang pembentukan karakter siswa tercemari oleh prilaku pendidik yang sejak dini secara tidak sadar mengajarkan hal hal negatif mirip dengan dunia politik..kepentingan diatas segalanya.

Wajar pula dalam kehidupan sehari hari pun kerap kali diwarnai dengan peristiwa mengatasnamakan idealisme untuk kepentingan pribadi, menabrak berbagai peraturan untuk mengakomodir egoisme , atau bahkan bisa jadi memanipulasi kawan pun sudah laik dilakukan..dan sekali lagi itu untuk keuntungan diri sendiri.

Coba saja lihat bagaimana jalan raya berubah menjadi rimba yang mengerikan bagi pejalan kaki atau bahkan bagi sesama pengguna jalan raya,  mari kita berhitung seberapa banyak sumpah serapah dikeluarkan atau omelan dalam hati diberikan untuk pelayanan masyarakat yang lambat atau untuk sekedar antri tanpa disalip dengan semena mena.Ini karena produk pendidikan atau produk kehidupan bernegara yang semakin kacau balau kah?

Ketika kita disajikan dengan sepak terjang politisi yang hebatnya media massa lebih heboh menyoroti prilaku negatif mereka daripada hal hal positif yang bisa jadi mereka lakukan - maka tidakkah hal tersebut lama kelamaan menjadi sesuatu yang biasa dan wajar dilakukan? Dan pada akhirnya ketidakpercayaan dan sikap skeptis menjadi mendarah daging dalam diri kita. Ya karena kita dikondisikan untuk selalu berprasangka negatif..dan tentunya lagi lagi ini adalah urusan kepentingan.
Kepentingan rating media massa, kepentingan para pemasang iklan, kepentingan lawan politik untuk
menjatuhkan lawannya. Tidakkah prilaku negatif pada akhirnya menjadi contoh perbuatan yang wajar dilakukan apabila kehidupan kita selalu dibombardir dengan hal tersebut dan dilegalkan..

Mungkin kita perlu memberi warna lain pada simpang siur berbagai warna di kehidupan.. Mungkin warna tulus,baik, tanpa pamrih, tanpa kepentingan diatas segalanya bisa menjadi katalisator . Pertanyaannya, bisakah kita hidup hanya demi hidup..tanpa perlu ada kepentingan di balik semua sikap manis dan bersahabat yang ditampilkan..

Bisakah berbuat hanya untuk 'ingin berbuat' atau idealnya sebagai jalan menuju Dia, dan tanpa ditunggangi kepentingan apapun bahkan hanya sebatas pujian sekalipun? Mungkin jawabannya adalah kita harus belajar untuk 'mati sebelum mati'


*ditulis ketika melihat gegap gempita dunia persilatan dalam pilkada jabar...
Dan seperti biasa..terlalu banyak tanda tanya dalam tulisan saya..*mbok ya sekali2 saya ini menulis solusi daripada nanya melulu...

No comments:

Post a Comment