Wednesday, November 21, 2012

Kesadaran diri

Sebetulnya tidak ada yang terlalu istimewa dengan perjalanan kali ini..masih sama seperti perjalanan lain. Tapiiii...karena ternyata saya kangen menulis di blog , mungkin boleh jadi ini salah satu jejak yang akan saya rekam. Inti dari  perjalanan ke makassar ini adalah 'kesadaran diri'.

Saya belajar banyak, ketika usia semakin menua yang dipentingkan adalah kesadaran diri.  Saya sdh tidak bisa lagi dengan serta merta mengangkat ransel besar karena saya harus sadar diri dengan urusan tulang belakang saya. Walhasil ransel berganti dengan koper beroda...sigh...
Saya sudah tidak bisa memaksakan diri menjajal semua makanan di depan mata tanpa berfikir tentang 'gula darah dan kolesterol'

Keinginan menggebu gebu untuk menjelajah, mencoba hal baru tidak serta merta dapat saya lakukan. Makassar penuh dengan pulau kecil yang indah semacam semolina dan bira, tempat hunting budaya yang mengagumkan di toraja (yang bisa ditempuh hanya 1 jam dgn pesawat) semua menggoda..

But theres no such flow with the stream anymore. Banyak yang akhirnya dipikirkan karena saya bepergian dengan seseorang yg 'physically disable'. Saya menghayati bagaimana menjadi orang yang terbatas secara fisik, bagaimana kita amat sangat membutuhkan orang lain . Dan bagaimana mensyukuri setiap keterbatasan dengan tetap berusaha menikmati hidup. Membayangkan, apa saya bisa sekuat dia menghadapi hidup seorang diri dengan keterbatasan fisik? Cant imagine that..so i tend to go with her flow.

Bersyukur..bersyukur..saya pernah mencoba dan mengalami banyak hal..dari mulai berarung jeram hampir setiap minggu, memotret di alam yang sampai mengorbankan dua gigi depan patah, belajar mengendarai motor sampai ngasruk di jalanan, berkali kali jatuh di sungai, dislokasi lutut dll..hingga saat ini masih merasa tidak ada masalah dengan fisik saya. Dan semua record jatuh, kuliner tanpa
batas menghantarkan tubuh saya pada banyak 'disability' yang mungkin banyak orang yang ketika mengetahui merasa menyayangkan atau mungkin banyak yang berfikir 'ni orang umurnya pasti 
pendek' ?



Tapi sungguh saya tidak pernah berfikir seperti itu, saya selalu melihat bahwa hidup terlalu indah unuk dilewatkan dengan hanya bersedih atas keterbatasan kita. Dan adrenalin saya masih mengalir deras, seperti halnya perahu di lautan mencari tambatan...

Untunglah perjalanan menyisakan perbincangan perbincangan menarik, cara memandang yang baru,
menambatkan perahu adrenalin dalam bentuk lain yang ternyata sama menyenangkannya dengan snorkeling di pantai terindah di karimun jawa...



It just a new beginning..
The new chapter..
Consciousness.. 




2 comments:

  1. yang penting tetap bisa berekspresi meskipun tanpa ransel besar kan? hehe.... ceuuuu.... tulisan blognya kecil dan tipis.... ganti duooong...

    ReplyDelete
  2. Hihi iya dooong..ini masih belajar ngeblog jenis baru heuheu...lumayan lieeeuuuur

    ReplyDelete