Sunday, January 20, 2013

Mengarungi cikapundung bersama gadisku


Hari ini adalah hari yang saya harus tulis disini, karena disini saya akan menyimpan jejak jejak bersama orang orang terdekat. Karena disini adalah gua persembunyian saya, tempat dimana saya lebih bebas menulis dibanding socmed lain.

Rumah kami terletak tidak jauh dari sungai cikapundung yang membelah kota bandung, hanya butuh waktu 10 menit berjalan kaki untuk menghirup udara segar di tepi curug dago yang merupakan salah satu bagian dari cikapundung.
Beberapa tahun belakangan memang penggiat olahraga air sedang mengamati cikapundung, awalnya memang cikapundung menjadi tempat pembuangan sampah masyarakat sekitar, namun terima kasih untuk komunitas penggiat air di cikapundung (khusus nya para riverboarders) yang tidak kenal lelah memberi penyuluhan pada masyarakat. Dan hasilnya saat ini cikapundung atas (curug dago sampai baksil) mulai bersih dan mulai terlihat keindahan jeram jeram sepanjang sungai.

Pagi ini kami bergabung dengan komunitas riverboarding di bandung untuk turun bersama ke sungai cikapundung. Saya pernah beberapa kali jalan pagi menyusuri sungai ini, dan saya pikir 'ah sungai kecil, paling class 2 ' , sehingga hari ini kita mengajak shafa untuk pengarungan sungai panjang untuk yang kedua kalinya setelah sungai klawing di purbalingga dengan memakai kayak dan bukan perahu karet.
Mungkin ada sekitar 10 orang riverboarders, 2 kayakers dewasa (salah satunya pak made brown) menggunakan kayak hardcell dan ica bersama saya di inflatable kayak dan shafa memakai kayak putih hardcell.dan 1 perahu karet rescue (cukup surprise ketemu kawan lama , guntur salamander , kawan ketika jaman mahasiswa sering berarung jeram di berbagai sungai - mungkin sudah hampir 15 tahun tidak bertemu).

Pengarungan kita mulai dari point dago pojok, indonesia power. Air tadi pagi cukup bagus (tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil).seperti biasa pengarungan dengan berbagai moda ini dilakukan beriringan, ternyata jeramnya..hmmm..susah dideskripsiksn, karena sungai tidak terlalu dalam sehingga jeram yang terbentuk banyak batu batuan. Banyak arus yang mengarah ke batu batu besar , walhasil saya sempat 'nempel' di arus yang cukup keras, dan seperti biasa...sendal lepas 1 entah kemana..(ini terjadi juga di sungai Elo jogjakarta) , dan itu terjadi kalau saya pakai inflatable kayak bareng ica..hedeuuuh...Atau karena kita tidak konsentrasi karena memperhatikan shafa yang baru kali ini turun memakai kayak hardcell sendiri di sungai cikapundung.

Shafa yang mengekor di belakang kita juga cukup kerepotan ber manuver karena dia memakai kayak hardcell dengan alur arus yang tidak bisa diprediksikan di sungai ini. Walhasil, dia terbalik di tempat yang sama dengan kita. Saya cukup terhentak memperhatikan dia terbalik dan terbawa arus beberapa saat dengan posisi badan terbalik (ketika memakai kayak hardcell posisi tubuh kita 'terikat' dalam kayak karena ada semacam tutup (spraydeck) supaya air tidak masuk ke dalam kabin kayak.satu satunya cara untuk menyelamatkan diri ketika kayak terbalik adalah dengan eskimo roll (tehnik membalikkan tubuh dan kayak tanpa harus keluar dari kayak.

Wah asli sebagai emak2 saya tegang, panik..karena hanya bisa melihat dari jauh bagaimana shafa tidak bisa melakukan eskimo roll (meskipun dia sudah puluhan kali berhasil melakukan tehnik ini ketika latiham di kolam renang) mungkin sungai membuat panik bagi para pemula ketika terbalik atau kedalaman sungai yang tidak terlalu dalam membuat para kayaker susah melakukan eskimo roll. Tapi meskipun saya sangat panik, tegang, deg degan..saya percaya Insha Allah shafa selamat karena di depan telah banyak om2 dari riverboarding dan kayakers yang telah menunggu di arus yang tenang. Dan pada akhirnya memang shafa bisa melakukan wet exit (jalan emergency kalau terbalik yaitu melepaskan spraydeck dari kayak dan berenang melepaskan diri dari kayak dengan resiko terpisah dari kayak dan dayung).

Dan ini terjadi dua kali, terjadi lagi di jeram leuwi beurit, yang memang menurut saya jeram itu cukup berat karena kayakers harus bermanuver lincah mengikuti arus di penyempitan sungai (mirip bottle neck) arus nya kencang sekali dan ada beberapa belokan tajam.saya sendiri sejak shafa terbalik yang pertama kali memutuskan ikut di perahu karet rescue supaya inflatable kayak mudah bermanuver dan mengejar shafa kalau terjadi terbalik lagi (jd ica sendirian di inflat kayak). Meskipun ternyata di perahu karet juga hmm..lumayan tidak mudah karena di sungai dengan kondisi arus yang 'kurang tebal' menjadikan seluruh crew rescuers jugs berjuang keras mengarungi sungai karena berkali kali terjebak di bebatuan.

Dan terjadi deh..kebalik yang kedua kali..diawali dengan ica yang terbalik juga (kalau inflatable kayak terbalik lebih mudah untuk menyelamatkan diri karena tidak terikat spraydeck). Disusul kayak shafa yang datang lebih dulu dalam keadaan terbalik, dan shafa yang terjebak di batu besar di tengah sungai. Agak lama bagi shafa untuk menceburkan diri mengikuti arus kencang di botle neck dan akhirnya dia berani setelah dia nyebur memakai board milik salah satu pemain riverboarding.

Saya menghikmati bahwa bagaimanapun ketika seorang pengarung jeram yang pernah dislokasi lutut, patah gigi, bilur dan memar yang tidak terhitung ketika di sungai di masa mudanya, ketika mempunyai anak, melihat anak kita bermain main dengan adrenalin (apa bedanya dengan saya dulu ketika muda kan..) maka kita akan merasa nyali yang menciut. Saya memandang sungai lebih berdebar dari biasanya, saya berulangkali meminta shafa berhenti dan naik saja tidak perlu melanjutkan pengarungan. Tapi dia jadi seperti saya dulu, saya dulu tidak bisa dilarang untuk tidak ke sungai.. Karena saya jatuh cinta pada sungai sejak pertama kali kawan saya rina dan mas adri mengajak saya ke sungai. Dan saya melihat kecintaan akan tantangan dalam diri gadis kecil itu . Bahkan dia memulai di usia yang jauh lebih muda dari saya dulu. saya mulai berarung jeram umur 21 tahun, shafa mulai di umur 3,5 tahun, saya tidak pernah bernyali mencoba kayak hardcell sementara dia belajar kayak sejak umur 10 tahun. It runs in her blood...

Dan saya jadi tahu bagaimana rasanya ibu saya dulu deg deg an menunggu saya pulang berarung jeram di cikandang yang saya bisa sampai ke rumah tengah malam, atau pergi berhari hari ke sungai serayu untuk support lomba arungjeram. Bagaimana ya rasanya emak saya menunggu dengan hanya membayangkan bagaimana anak gadisnya di sungai . Saya masih bs lebih tenang karena saya selalu ikut turun ke sungai ketika shafa berarung jeram atau main kayak. Maafkan anakmu ya mak..dulu sering bikin jantungan..

Tapi saya bangga, karena anak saya ternyata tidak ciut meskipun terbalik dia tetap ingin mengarungi sungai memakai kayak instead of pindah ke perahu, im proud of you girl..
Dan saya yakin, bisa jadi dia mulai jatuh cinta dengan sungai, seperti halnya saya puluhan tahun yang lalu.

Ayo gadisku..kembangkan sayapmu
Bersiap untuk terbang, karena dunia ini sangat menarik untuk kau jelajahi
Dan aku dengan senang hati melepasmu dari balik pelukan hangat, karena pengalaman tidak akan kau dapat hanya dari ceritaku saja
Karena aku yakin, kamu akan kembali setiap saat selepas berpetualang,
Karena disini rumahmu


Dan sungguh, kali ini saya pun kembali jatuh cinta dengan sungai..
*mulai lupa deh dengan masalah tulang belakang...
(yg katanya hnp terjadi karena saya sering jatuh dan terbentur di masa lalu)
Ah semoga air sungai juga yang akan menyembuhkan saya..

No comments:

Post a Comment