Wednesday, January 23, 2013

The taking of pelham 123



You know,we all owe God a debt...
and I'm a man who pays his debts...
(ryder)

Banyak film saya tonton sebagai seorang sufi sejati, bersama sesama sufi, anak2,kerabat,kekasih (dulu) hehe..
Tidak harus di bioskop, bahkan film di tv pun kalau menarik bisa saya tonton meskipun saya sudah menonton di bioskop atau dvd. Genre saya tidak pernah terikat pada salah satu jenis film, saya menyukai film film romance ala Meg Ryan dan Tom Hanks, saya juga suka thriller ala Sean Connery, bahkan film aliens dan horor pun sempat dilahap (meskipun khusus untuk fim horor harus ada orang di samping saya dan orang tsb harus dlm keadaan bangun) atau thriller yang satu ini yang baru saya lihat tadi malam, The Taking of Pelham 123 yang dirilis tahun 2009.

Saya pikir film ini adalah film standar teroris yang menyandera penumpang kereta. Tapi ternyata lumayan bagus, mungkin karena ada John Travolta - yang bermain bagus kalau jadi pemeran antagonis, as usual - dan Denzel Washington yg tidak diragukan lagi mempunyai karakter kuat sebagai aktor yang berperan menjadi seorang pegawai operator perjalanan kereta di kota New York yang sedang dalam pengawasan karena dugaan menerima uang suap. Yang menarik adalah bagaimana sebagian besar jalan cerita dalam film ini bukanlah diwarnai oleh baku hantam antar penjahat dan polisi tapi karakter kuat kedua pemain karena dalam film ini yang mewarnai sebagian besar durasi film dalam bentuk percakapan antara R (john travolta) dan Garber (denzel washington).

Saya menandai banyak percakapan yg terjadi diantara dua orang asing yang bersebrangan dan tidak mengenal satu sama lain. Yang sangat menarik adalah bagaimana seorang kriminal mendesak Garber untuk mengakui dengan jujur tentang penerimaan uang suap dan digunakan untuk apa uang suap tersebut. Percakapan lain adalah tentang bagaimana kita semua berhutang kehidupan pada Tuhan dan bagi seorang Ryder nyawa tidak menjadi hal penting, itu yang membuat dia mempunyai keberanian melakukan kejahatan di tengah kota yang sudah bisa dipastikan berkemungkinan besar membuat dirinya terbunuh . dan dia hanya berkata dalam salah satu percakapan dengan Gerber 'im a man who pay his debts'. Pun ketika dia memang menjadi martir karena pada akhirnya dia mati di tangan Gerber,ia meminta kematian datang dari tangan sahabat barunya yg baru kali itu memegang pistol dan bukan di tangan polisi. kalau saya bilang dia mati dengan cara 'gentleman' hehe...karena tidak spt film teroris lainnya (kenapa film2 john travolta dia selalu mati dengan cara yang 'bermartabat' , contohnya di Film 'face off' yang tidak jelas kematiannya). Bukan typical kematian yang tercabik2 peluru atau jatuh dari ketinggian dengan kepala hancur.

Anyway, Film ini menggambarkan banyak hal, tentang kehidupan seorang Gerber pegawai kecil pengendali arus lintas kereta api yang sederhana sehingga ia terpaksa menerima suap untuk membiayai kuliah kedua anaknya .sementara disisi lain sebagian besar karakter Gerber adalah seorang manusia yang jujur, mempunyai jiwa kepahlawanan (dengan tetap mengejar Ryder) namun berani mengorbankan dirinya. sementara sang walikota Newyork pun ketika ditawarkan untuk menggantikan 17 sandera dalam kereta api dengan lugas menjawab dia tidak bisa melakukan hal tersebut.

Dan saya berfikir, film bagaimanapun dibuat sebagai gambaran karakter manusia, artinya setiap manusia bisa bersalah, namun ada banyak ribuan sisi baik dalam dirinya yang kita tidak pernah tahu. Dan karakter manusia tidak bisa digambarkan hanya dari satu perbuatan saja meskipun kita selalu menilai, menqadili dan mengeneralisasi hanya dari satu lembar dari sebundel buku tebal kehidupan seorang manusia.

Ah..pengadilan yang sebenarnya itu hanya ketika kita bersama Dia.
Dan saya percaya Dia maha adil, maha pengampun dan kita semua masih berhutang padanya atas kehidupan...

*ini salah satu film yang membuat saya memaksakan diri bangun sambil terkantuk2

No comments:

Post a Comment